Agustus 2011, Kota Bandar Lampung mengalami inflasi. Kelompok bahan makanan memberikan andil yang sangat besar dalam pembentukan inflasi di Kota Bandar Lampung. Kemudian berturut-turut diikuti kelompok sandang; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; kelompok kesehatan; dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan. Sementara hanya satu kelompok yang tidak memberikan andil terhadap inflasi bulan Agustus 2011 yaitu kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga. Kenaikan harga berbagai komoditi di enam kelompok pengeluaran tersebut membentuk inflasi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,71 persen.
Enam kelompok pengeluaran pada bulan Agustus 2011 mengalami kenaikan indeks yang menyebabkan inflasi, dan hanya kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga yang tidak mengalami perubahan indeks. Inflasi di Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke 43 dari 66 kota yang diamati perkembangan harganya. Sebanyak 66 atau seluruh kota yang diamati mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang 3,05 persen, sedangkan inflasi terendah di Denpasar sebesar 0,02 persen.
Berdasarkan penghitungan indeks harga konsumen (IHK), inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks pada kelompok sandang naik 2,83 persen; kelompok bahan makanan naik 0,99 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar naik 0,66 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,49 persen; kelompok pengeluaran kesehatan naik 0,29 persen; dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan naik 0,03 persen. Adapun kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya emas perhiasan, tongkol, kontrak rumah, cabe merah, ayam hidup, daging sapi, cumi-cumi segar, mie (matang), semen, dan gula pasir. Inflasi tahun kalender (point to point) Agustus 2011 yaitu 2,82 persen, sedangkan inflasi year on year (yoy) Kota Bandar Lampung sebesar 6,46 persen.
